Laporan Praktek Kerja Industri

LAPORAN
Praktek Kerja Industri
Bengkel Lima Saudara Motor
TSM (Teknik Sepeda Motor)
Disusun Guna Melengkapi Tugas Akhir
Dan Untuk Menempuh Syarat Ujian Akhir (UA)
Tahun 2012/2013

Disusun Oleh :
Nama   : Sigit Dwi Jatmiko
NIS      : 1693
Kelas   : XII TSM1
 

SMK BLK 
Jl.Ki.Sentot Alibasya
B.Lampung 59372,Telp.(0291)3310472
PERSETUJUAN
Laporan ini telah disetujui oleh pembimbing dan pimpinan bengkel LIMA SAUDARA MOTOR  Disetujukan dan disyahkan pada:
Tanggal            : …………………2013
Hari                  : …………………
Kepala SMK BLK
            Drs. H. Moch Soleh, MM
         NIP. 19600912 198603 1 006
Pembimbing Sekolah                                        Pembimbing Sekolah
            Emy Zulia, S.Pd                                                Kasus Buwono
NIP. 19740704 200801 2 009                         NIP. 19710524 199703001 004
Mengetahui,
Pembimbing Bengkel
               
Bp. AKHMAD
PENGESAHAN
            Laporan ini disetujui dan disyahkan oleh tim penguji SMK BLK. Guna melengkapi tugas akhir dan menempuh syarat dalam ujian akhir (UA) tahun pelajaran 2012/2013.
Diuji di :
Pada Tanggal    : …………………..2013
Hari                  : …………………...
Ketua Jurusan                                                   Pembimbing Bengkel
           Nanang Nurtjahjono, S.Pd                                 Bp. AKHMAD
           NIP. 19710627 200701 1 006
Mengetahui:
Kepala Sekolah SMK BLK
Drs.H.Moch.Soleh, MM
NIP.19600912 198603 1 006
MOTTO
ü  Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin
ü  Jangan katakan tidak bisa sebelum di coba
ü  Allah akan meninggikan derajatnya bagi orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan
ü  Raih ilmu bersama buku, untuk masa depan yang lebih baik
ü  Jangan menyerah sebelum kalah
PERSEMBAHAN
Laporan ini penulis persembahkan kepada:
1.      Terima kasih kepada Allah yang sudah memberi kelancaran untuk melakukan kegiatan prakerin
2.      Kedua orang tua yang sudah membiayai saya sampai menjadi seperti ini
3.      Bapak Drs.H.Moch.Soleh, MM, selaku kepala sekolah SMK BLK
4.      Bp. Nanang Nurtjahjono, S.Pd, selaku ketua jurusan
5.      Bu Emy Zulia, S.Pd, selaku pembimbing prakerin
6.      Bpk. Kasus Buwono, selaku pembimbing prakerin
7.      Bp.Suhendri, S.Pd, Selaku wali kelas XII TSM1
8.      Teman-teman serta adik kelas
9.      Bp. Akhmad, Selaku pimpinan bengkel JEMBER JAYA
KATA PENGANTAR
             Puji syukur kehadirat Allah SWT yang talah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) dengan lancar tanpa suatu hambatan apapun.       
            Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir (UA) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2012/2013. Disini penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak sekali kekurangan. Kekurangan baik mengenai nilai maupun isinya yang mungkin jauh dari sempurna.Suatu pepatah mengatakan Tiada Gading Yang Tak Retak”.
Namun demikian,penulis yakin dan penulis menyadari segala kekurangan itu seolah-olah mengharuskan penulis untuk mengembangkan dan mengamalkan baik bagi masyarakat maupun pada diri penulis dalam penyusunan laporan ini.
Penulis telah menerima uluran tangan bimbingan do’a maupun bantuan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs.H.Moch.Soleh, MM, selaku kepala sekolah SMK BLK
2.      Bp. Nanang Nurtjahjono, selaku ketua jurusan.
3.      Bu Emy Zulia, S.Pd, selaku pembimbing prakerin.
4.      Bpk. Kasus Buwono , selaku pembimbing prakerin
5.      Bp. Suhendri, S.Pd, Selaku wali kelas XII TSM1
6.      Bapak dan Ibu guru yang memberikan semangat dan dorongan untuk maju ke depan.
7.      Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kegiatan ini.
Semoga amal dan budi luhurnya mendapat balasan yang semestinya dari allah SWT. Demi kesempurnaan kegiatan laporan ini.Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun atau kontrusif.
Semoga Allah SWT memberikan penulis ke jalan yang benar dengan harapan mudah-mudahan dapat mengabdi agama,nusa dan bangsa. Meningkatkan pembangunan yang stabil dan merata dan menciptakan SMK BLK sebagai media sekolah yang efektif dan efisien.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................   i
PERSETUJUAN....................................................................................................   ii
PENGESAHAN.....................................................................................................   iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................   iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................   v
DAFTAR ISI .........................................................................................................    vi
BAB I    PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang....................................................................................    1
B.     Tujuan Praktek Kerja Industri..............................................................    1
C.     Manfaat Praktek Kerja Industri............................................................    2
BAB II   KEGIATAN PRAKTEK
A. Engine Tune-Up..................................................................................    3
1.      Landasan Teori..............................................................................    3
2.      Engine tune up............................................................................    3
a. gejala kerusakan yang ada pada mobil..................................    3
b. prosedur perbaikan..............................................................    4
c. sistem pelumasan.................................................................    5
d. sistem pendingin...................................................................    6
e. sistem bahan bakar..............................................................    9
f. pemeriksaan atau penyetelan saklar indikator.........................    12
g. pemeriksaan kecepatan mesin..............................................    13
h. pemeriksaan saringan udara..................................................    14
i. penyetelan kekencangan sabuk timing....................................    16
 

  B.    Sistem Rem  .....................................................................................    19
1.      Dasar Kerja Pengereman ..............................................................    19
2.      Rem Hidrolik.................................................................................    20
3.      Master Silinder..............................................................................    21
4.      Boster Rem ..................................................................................    22
5.      Katub pengimbang.........................................................................    23
6.      Model Rem Tromol ......................................................................    24
7.      Model Rem Cakram .....................................................................    27
            C.     PROSEDUR PENGERJAAN TUNE UP REM  ..............................    29
                     1. Pemeriksaan awal............................................................................    29
                     2. Pemeriksaan kebocoran pada master silinder....................................    29
                     3. Pemeriksaan saluran dan selang rem................................................. .. 29
                     4. Control fungsi penguat tenaga rem (booster)..................................... .. 29
                     5. Pembuangan  Udara pada System Hidraulis (Bledding)..................... .. 29
                     6. Kerusakan pada sistem rem.............................................................. .. 30
                     7. Sebab utama kerusakan pada rem.................................................... .. 30
                     8. Pemeriksan keruakan dan perbaikan................................................... 31
BAB IV PENUTUP
A.     Kesimpulan ........................................................................................    32
B.     Saran .................................................................................................    32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 33


 
 



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seiring dengan perkembangan dan kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan menambah kenyamanan manusia dalam mencukupi kebutuhannya salah satunya otomotif, dimsns dslsm penggunaanya sangat diperlukan pengetahuan tentang mesin tersebut dengan baik agar selama pengoprasian mesinnya dapat berjalan se-efektif dan dan se-efesien mungkin.
Untuk dapat mengoptimalkan dalam artian se-efektif dan se-efesien mungkin, maka di perlukan analisa. Analisa di sini meliputi: bagian-bagian mesin secara menyeluruh tenteng kondisi,fungsi, dan kualitas dari bagian-bagian mesin tersebut. Dari analisa bagian-bagian mesin terutama sistem pembakaran masih relevan atau tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Dengan adanya praktek kerja Industri di bengkel JEMBER JAYA , penulis dapat mengetahui, menganalisa, kinerja dari mesin.    
B.     Tujuan Praktek Kerja Industri
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bertujuan :
1.      Untuk mengetahui prinsip kerja dari motor diesel dan bensin
2.      Untuk menerapkan dan mempraktekkan mata pelajaran sekolah ke suatu dunia kerja.
3.      Untuk menambah skill bagi siswa dengan praktek langsung ke dunia kerja.
4.      Untuk membiasakan para siswa untuk bersikap mandiri dan selalu siap apabila terjun ke dunia kerja.
5.      Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru, yang belum ada dimata pelajaran di sekolah.
C.     Manfaat Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
Praktek kerja industri (PRAKERIN) merupakan suatu praktek bagi siswa kelas XII SMK N 3 Kudus sebagai tugas awal yang mempunyai manfaat antara lain :
1.      Menambah wawasan yang luas dengan mengetahui hal-hal yang  tidak di temukan dalam pelajran sekolah
2.      Meningkatkan keahlian sisswa karena terjun langsung melihat dan mempraktekkan langsung di dunia kerja
3.      Melihat langsung kesulitan dan cara mengatasi dan memperbaiki kerusakan mesin yang belum ada di mata pelajaran dan hanya diberikan dalam teori saja
4.      Menciptakan siswa yang profesional dengan skill sehingga nantinya setelah lulus dapat bersaing di dunia kerja 

BAB II
KEGIATAN PRAKTEK 
A.     ENGINE TUNE-UP
1.      Landasan teori
Mobil yang dipakai untuk kepentingan sehari-hari semakin lama kondisi mesin akan mengalami perubahan karena adanya komponen yang aus,kotor dan sudah tidak layak lagiuntuk dipakai. Hal tersebut disebabkan karena ada gerakan mekanik (gesekan) dalam mesin, oleh karena itu perlu dilakukan Engine Tune-Up.
Engine Tune-Up adalah tindakan untuk mengembalikan kondisi mesin ke kondisi awal agar dapat bekerja normal. Apabila mesin mengalami gangguan yang tidak bisa diatasihanya dengan Tune-Up, maka akan dilaksanakan over huole.
2.  Engine tune up
      a. Gejala kerusakan yang ada pada mobil
1.       Gejala kerusakan
Gejala kerusakan yang dialami mobil isuzu panther adalah :
a.       Mesin kurang tenaga
b.      Bahan bakar boros
c.       Asap gas buang biru / hitam
2.       Diagnosa dan Analisa
a.       Mesin kurang tenaga
Kemungkinan penyebabnya :
1)      Saringan udara tersumbat
2)      Ada air dalam bahan bakar
3)      Saringan bahan bakar tersumbat / kotor
4)      Tekanan nozzle terlalu rendah
5)      Delivery valve rusak
6)      Setelan katup tidak tepat
b.      Bahan bakar boros
Kemungkinan penyebabnya
1)      Saluran bahan bakar bocor
2)      Saringan udara tersumbat / kotor
3)      Setelan putaran stasionerkurang tepat
4)      Tekanan nozzle terlalu rendah
5)      Delivery valve rusak
6)      Kopling selip
c.       Asap gas buang biru / hitam
Kemungkuna penyebabnya :
1)      Saringan udara tersumbat / kotor
2)      Takanan nozzle terlalu tinggi
3)      Delivery valve rusak
4)      Volume pengabutan terlalu banyak
b. Prosedur perbaikan
1.       Persiapan
a.       Alat :
1.      SST Water Sedimenter 7.)  Kunci ring 22 - 24
2.      SST Filter Solar                        8.)  Rachet
3.      Alat penguji nozzle                    9.)  Sambungan pendek dan
4.      Feeler geuge                                  sedang
5.      Kunci sock 10, 12 dan 14       10.)  obeng (-)
6.      Kunci kombinasi 10 dan 12                             
b.      Bahan :
1.      Air pendingin
2.      Kain lap
3.      Air accu
4.      Minyak peluman
2.       Pelaksanaan
Adanya kebutuhan terhadap sistem bahan bakar yang bersih dan kedap udara pada mesin diesel mengakibatkan perlunya perbaikan dan  perawatan yang teratur pada sejumlah komponen sistem dan perlengkapannnya. Titik-titik perbaikan umum  kendaraan ringan yang bermesin diesel dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu perbaikan komponen-komponen penyaringan, pemeriksaan atau penyesuaian/penyetelan kerja komponen-komponen, serta pemeriksaan kondisi kelayakan kerja komponen-komponen.
Titik-titik servis umum pada kendaraan diesel ringan adalah sebagai berikut :
1. Filter udara primer dan sekunder       6. Kebocoran bahan bakar/udara
2. Filter bahan bakar                             7. Penyetelan sabuk timing
3. Sedimenter bahan bakar                   8. Kondisi saluran bahan bakar
4. Kecepatan idle mesin                        9. Kerja indikator sedimenter
5. Kecepatan maksimum mesin          10. Kekencangan baut-baut     komponen
c. Sistem pelumasan
Sistem Pelumasan.
Sistem pelumas mesin terdiri dari bahan-bahan logam (metal parts) yang bergerak, beberapa diantaranya ada yang berhuungn secara tetap satu dengan yang lainnya. Termaksud poros engkol, batang torak dan  bagian mekanisme katup. Saat mesin berputar, gesekan yang terjadi antara bagian-bagian mesin akan menyebabkan hilangnya tenaga pada bagian-bagian mesin tersebut menjadi aus, oli pelumas melumasi semua komponen itu, agar tidak cepat aus.     
Mesin mobil yang normal, artinya terawat dengan baik dan tekanan kompresinya masih tinggi mengganti oli mesin setiap 5.000Km. Bagi mesin yang sudah tua, dimana sisa-sisa pembakaran dapat masuk ke karter, penggantian oli mesin dipercepat. Periksa lah oli tersebut, kemungkinan telah kotor dan terasa berpasir.
Dapat juga terjadi, oli mesin berubah warnanya. Hitam, karena mesin yang kotor atau pembakaran yang tidak normal. Warna Coklat susu, biasanya menandakan bahwa oli mesin telah bercampur dengan air. Kondisi ini sangat berbahaya, dan sebaiknya diperiksa lebih teliti.
Mengganti saringan oli (filter) membutuhkan peralatan khusus. Bagi yang ingin mengganti sendiri, sedangkan tidak memiliki alat khusus, dapat menggunakan rantai bekas sepeda. Dua hal perlu diperhatikan, waktu mengganti saringan oli. Pertama, tidak meng gunakan saringan imitasi, karena dikuatirkan bagian dalam dari saringan terdapat sisa-sisa benda yang dapat merusakkan bearing crank shaft atau menggunakan kertas mutu rendah.
Kedua, sebelum memasang saringan baru pada blok mesin, pastikan bahwa semua bagian ada dalam keadaan yang bersih. Koto ran yang ada pada permukaan saringan maupun blok mesin, bisa mencapai bearing kruk as. Pada bagian atas dari saringan oli ada plastik pengaman. Bagian ini baru dibuka begitu saringanhendak dipasang pada tempatnya.
Mengencangkan saringan tidak perlu menggunakan kunci, cukup dengan tangan saja dan setelah mesin dihidupkan, perhatikan bahwa tidak ada kebocoran oli di sekitar saringan oli.
Pada Honda Jazz, setiap penggantikan oli tanpa ganti filter, diperlukan oli 3 liter. Apabila mengganti saringan dibutuhkan oli 3,5 liter, dengan API Servis SE.
Catatan : API Service oli yang beredar ada, SA, SB, SC, SD, SE, SF.
Bila mobil setiap 1.000 kilometer harus menambah oli 1 liter, ini menandakan ada yang tidak beres pada mesin. Apakah ring piston sudah aus atau seal klep rusak. Dengan menggunakan alat test kompresi dapat memberi indikasi, apakah ring rusak.
Kalau kompresi baik maka penyebab lainya adalah seal klep.
d. Sistem pendingin
   1. Sistem pendingin
Sistem Pendingin
                                 Sirkulasi aliran sistem pendingin pada water sedimenter
Energi panas yang dihasilkan tidak semuanya dapat diubah menjadi tenaga penggerak, dan hanya kira-kira 25% energi yang dapat dimanfaatkan secara efektif. Panas yang diserap oleh mesin itu harus dibuang keluar (keudara bebas) agar mesin tidak menjadi terlalu panas (over heating) dan data mempercepat proses keausan.
Sirkulasi pada saat mesin
1. dingin = water jaket -  saluran bypass -  water pump  - water jaket
2. panas = water jaket – radiator – pompa radiator – thermostat –  water jaket
2. Pemeriksaan dan Pengujian  Sistem Pendingin
Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin adalah pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap Tester“. Alat tersebut disamping dipakai untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi tutup radiator.
a.       Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara  sebagai      berikut :
      1.    Melepas  tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya panas, tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur keluar.
      2.   Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum.       
 Pemeriksaan tutup radiator
Keterangan standar-standar pengukuran tutup radiator
1. Tekanan pembukaan standar : 0,75–1,05 kg/cm2
2. Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2   (8,5 psi)
Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.
 b. Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1)  Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian  pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti pada gambar 12.

 Pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin
      2)     Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2   (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.

             e. Sistem bahan bakar
 Sistem Bahan Bakar
Pada pengecekan kondisi komponen dilakukan pemeriksaan pada komponen-komponen sistem bahan bakar apakah masih layak dipakai. Pada servis ini kondisi fisik komponen-komponen diperiksa secara visual apakah terdapat keausan, kerusakan atau kebocoran padanya. Komponen-komponen utama sistem bahan bakar yang memerlukan pemeriksaan kondisinya adalah pipa-pipa dan saluran-saluran pembagian suplai, rangkaian pipa bertekanan tinggi beserta penyambungnya (fitting), dan saluran-saluran dan pipa-pipa rangkaian aliran pelimpah. Pada pipa-pipa dan saluran-saluran dilakukan pemeriksaan terhadap adanya kerusakan fisik seperti retak akibat sudah terlalu tua atau aus, pemeriksaan apakah ada sambungan yang longgar atau kurang aman serta pemeriksaan adanya pipa yang terpuntir, tertekan atau bengkok.
Selain itu dalam pengecekan servis juga dilakukan pemeriksaan adanya kebocoran bahan bakar atau kebocoran udara dalam sistem bahan bakar. Kebocoran udara atau bahan bakar menunjukkan adanya komponen yang rusak, aus atau pemasangan yang kurang tepat. Kebocoran bahan bakar harus segera diperbaiki karena dapat mengakibatkan timbulnya bahaya kebakaran pada kendaraan. Kebocoran udara pada sistem bahan bakar akibat sambungan pipa yang kurang erat atau retak akan menurunkan performa mesin serta menimbulkan kemungkinan terjadinya kerusakan sistem bahan bakar akibat bahan pengkontaminasi yang tidak tersaring yang memasuki sistem bahan bakar. Pemeriksaan terhadap adanya kebocoran komponen harus dilaksanakan pada interval servis berkala saat mengganti pelumas mesin karena hal tersebut hanya memerlukan pemeriksaan visual pada semua komponen, termasuk tangki bahan bakar, garis bahan bakar, rumah filter/sedimenter, pompa bahan bakar injeksi, pompa pengangkat maupun injektor-injektor.
1.      Pompa Injeksi Tipe Distributor
Pompa injeksi distributor VE Pompa injeksi distributor tipe VE dirancang dengan plunyer tunggal untuk mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan mendistribusikan bahan bakar ke setiap silinder mesin

Gambar 1.6 Pompa Injeksi Tipe Distributor
Titik-titik pemeriksaan servis pada sistem bahan bakar diesel  kendaraan ringan. Bahan bakar dibersihkan oleh filter dan water sedimenter dan ditekan oleh feed pump tipe vane yang mempunyai 4 vane. Pump plunger bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena bergeraknya drive shaft, cam plate, plunger spring dan lain-lain.
Getakan plunger menyebabkan nauknya tekanan bahan bakar dan menekan bahan bakar melalui delivery valve ke injection nozzle. Mechanical governor berfungsi untuk mengatur banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan oleh nozzle dengan menggerakkan spill bakar yang ring sehingga mengubah saat akhir langkah efektif plunger. Pressure timer  berfungsi untuk memajukan saat penginjeksian bahan bakar dengan cara mengubah posisi tappet roller Fuel cut-off solenoid untuk menutup saluran bahan bakar dalam pompa.
2.      Pompa Injeksi Tipe in-Line
Baik kebocoran bahan bakar maupun kebocoran udara bisa terjadi pada titik-titik ini karena daerah tersebut merupakan rangkaian pembagi bertekanan rendah yang dapat membuat tersedotnya udara lewat sambungan-sambungan yang buruk oleh pompa pengangkat. Rangkaian bertekanan tinggi yang tidak ditunjukkan oleh  gambar hanya akan mengalami kebocoran bahan bakar melalui sambungan-sambungan yang buruk karena tekanan sistem menghalangi udara memasuki rangkaian.

Gambar 1.7 Pompa Injeksi Tipe in-Line
Titik-titik tempat kemungkinan terjadinya kebocoran udara dan kebocoran bahan bakar pada sistem bahan bakar diesel
Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki dan menekan bahan bakar yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipe in-line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan jumlah silinder pada mesin. Cam menggerakkan plunger sesuai dengan firing order mesin. Gerak lurus bolak-balik dari plunger ini menekan bahan bakar dan mengalirkannya ke injection nozzle melalui delivery valve. Delivery valve berfungsi untuk menjaga tekanan pada pipa injeksi dan menghentikan injeksi dengan cepat. Plunger dilumasi oleh bahan bakar dan camshaft oleh oli mesin. Gavernor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection nozzle dengan menggeser control rack.
Gavernor terdiri atas dua tipe yaitu: mechanical gavernor dan combined gavernor (mechanical and pneumatic gavernor). Timing injeksi bahan bakar diatur oleh Automatic centrifugal timer. Timer mengatur putaran camshaft
f.        Pemeriksaan  atau Penyetelan saklar indikator
Pemeriksaan periodik berbagai komponen sistem bahan bakar dilakukan untuk pemeriksaan penyetelan saklar indikator. Kerja berbagai macam komponen yang melaksanakan tugas-tugas penting dalam sistem harus disetel sesuai dengan spesifikasi pabrik agar kerja serta performa mesin menjadi efisien.
Pemeriksaan setelan termasuk di antaranya adalah pemeriksaan kontrol kecepatan mesin pada katup trotel idle atau maksimum serta sabuk timing. Pemeriksaan setelan sabuk timing perlu dilakukan karena sabuk timing yang kurang kencang akan sangat mempengaruhi waktu penginjeksian pompa injeksi bahan bakar. Hal ini disebabkan oleh pengendalian sabuk yang terlalu banyak berubah sehingga menyebabkan pengendalian pada pompa menjadi berubah-ubah, oleh karena itu maka mempengaruhi performa mesin.
Pada pengecekan kerja komponen dilakukan pemeriksaan komponen-komponen minor pada system bahan bakar diesel apakah bekerja dengan baik. Komponen-komponen minor juga melakukan tugas-tugas yang penting dalam sistem serta memerlukan pemeriksaan perawatan periodik untuk manjamin agar tetap bekerja dengan baik. Pada pemeriksaan kerja termasuk di antaranya adalah dilakukan pemeriksaan apakah saklar indikator level air pada sedimenter bahan bakar atau filter bahan bakar bekerja dengan baik.
Kerja komponen-komponen tersebut merupakan hal yang penting dalam sistem peringatan kontaminasi sistem bahan bakar.  Pemeriksaan setelan komponen maupun pemeriksaan kerja komponen disarankan oleh pabrik untuk dilakukan secara teratur dalam interval servis tertentu sehingga tidak harus dilakukan saat penggantian pelumas.



 
 


pengetesan sakrlar indikator
Pengetesan kerja saklar peringatan level air saat dilakukan servis, lampu peringatan pada system bahan bakar (diesel)
Ada dua metode untuk  pengujian:
a. Jika berkedip, itu memperingatkan jumlah airyang terkumpul dalam saringan bahan bakar tetapi pada tingkatan yang ditentukan, dan kuras air secepatnya.
b. jika lampu menyala, itu menandakan adanya problem dengan system bahan bakar.
Bila anda mengetahui hal itu, sebaiknya kendaran jangan di jalankan, terutama dengan air terkumpul akan merusak popa bahan bakar
g.       Pemeriksaan Kecepatan Mesin

Gambar 1.9  Sekrup pengatur kecepatan bahan bakar diesel.
Pemeriksaan dan penyetelan pengaturan kecepatan mesin diesel merupakan pekerjaan sederhana dan harus dilaksanakan secara teratur karena kontrol kecepatan dapat berubah selama usia pemakaian mesin. Ada dua hal yang harus diperiksa pada kontrol kecepatan mesin yaitu pemeriksaan kecepatan idle dan pemeriksaan kecepatan maksimum atau katup trotel penuh.
Prosedur pemeriksaan kecepatan idle dan maksimum adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan kecepatan idle
1.      Pasang tachometer mesin diesel yang akurat untuk mencatat kecepatan mesin (RPM).
2.      Starter dan jalankan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya, yaitu saluran bawah radiator menjadi hangat.
3.      Biarkan mesin menyala pada kecepatan idle. Catatan : yakinkan bahwa trotel tangan yang ada pada beberapa jenis kendaraan dalam keadaan ke belakang.
4.      Catat kecepatan idle mesin pada tachometer. Setel sesuai spesifikasi dengan menggunakan sekrup penyetelan idle pada tuas pengontrol pompa injeksi.
            Pemeriksaan Kecepatan Maksimum
1.      Pasang tachometer mesin diesel yang akurat untuk mencatat kecepatan mesin (RPM).
2.      Starter dan jalankan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya, periksa dan atur kecepatan idle sesuai spesifikasi.
3.      Buka katup pada posisi maksimum (tuas kontrol katup pada sekrup stop) dan catat kecepatan maksimum mesin pada tachometer.
4.      Atur kecepatan maksimum sesuai spesifikasi dengan menggunakan sekrup stop katup penuh tuas kontrol.
h.       Pemeriksaan saringan Udara
Sebagaimana yang disebutkan pada buku May & Crouse, walaupun bukan merupakan sistem bahan bakar, servis pembersih udara penting bagi kerja yang efisien serta bagi performa mesin dan sistem bahan bakar. Pembersih udara yang tersumbat atau terhalang akan menimbulkan aliran udara yang terhambat yang diperlukan oleh mesin sesuai dengan besarnya bukaan katup (terutama bukaan katup yang besar atau kecepatan tinggi). Hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya campuran udara dan bahan bakar yang kaya pada ruang pembakaran, karena sitem bahan bakar diesel tidak bisa mengkompensasi kekurangan udara. Berbeda dengan sistem bahan bakar bensin yang bisa melakukan hal tersebut,. sistem bahan bakar diesel memberikan sejumlah bahan bakar terukur sesuai dengan posisi katup dan governor. Oleh karena itu pembersih udara yang tersumbat akan menimbulkan campuran yang terlalu kaya yang mengakibatkan asap pembuangan yang hitam yang terjadi dari bahan bakar yang tidak terbakar, performa mesin yang buruk serta juga kemungkinan terjadinya kerusakan mesin yang disebabkan endapan karbon dan bahan pengkontaminasi bahan bakar pada pelumas mesin. Maka diperlukan pemeriksaan pembersih udara secara teratur sehingga diperoleh kerja mesin yang efisien karena adanya kerja sistem bahan bakar yang efektif.



Prosedur servis filter udara pada mesin diesel kendaraan ringan serupa dengan pada kendaraan berbahan bakar bensin karena pada umunya menggunakana filter jenis elemen. Pada kendaraan yang bekerja pada kondisi yang ekstrem bisa digunakan dua filter, filter primer dan sekunder. Perhatikan manual mengenai prosedur servis dan interval waktu yang disarankan.
Prosedur Perbaikan Standard Filter Elemen Kering
1.      Lepaskan filter udara dari tempatnya.
2.      Semprot filter udara dengan udara bertekanan rendah berlawanan arah normal aliran udara melalui elemen filter. catatan : Beberapa tipe filter elemen kering bisa dibersihkan dengan mencucinya dengan menggunakan cairan pembersih khusus.
3.      Periksa kondisi filter dengan cara meletakkan lampu di bagian dalam elemen lihat apakah ada tempat-tempat gelap yang berarti adanya penyumbat filter atau jika pada elemen kertas apakah ada cahaya yang tembus yang berarti terdapat lubang.
4.      Bersihkan tempat/wadah pembersih udara dari kotoran, debu atau bahan-bahan lain. Periksa seal wadah dan snorkel masukan udara apakah ada kerusakan
5.      Pasang kembali elemen filter pada wadahnya.



 


Metode Pembersihan saringan udara dengan cara menyemprotkan udara dari bagian dalam saringan udara sampai benar-benar bersih dari kotoran.
i.         Penyetelan  Kekencangan Sabuk Timing
Seperti telah disebut di muka, diperlukan penyervisan secara periodik pada mesin diesel yang menggunakan sabuk timing karet bergigi agar tetap memenuhi spesifikasi pabrik. Sabuk yang kendor menimbulkan masalah dalam pewaktuan injeksi bahan bakar. Permasalahan yang timbul adalah nilai pewaktuan berubah dengan besar karena sabuk mula-mula tersangkut kemudian mengencang, yang disebabkan vale rocker bergerak naik turun pada puncak bubungan.













Sabuk timing bergerigi dan titik pemeriksaan kelengkungan sabuk standar.
Walaupun sabuk timing seharusnya disetel sesuai dengan prosedur pada manual dari pabrik, kebanyakan desain mesin memiliki puli pengatur kekencangan yang menggunakan pegas untuk mengatur kekencangan sabuk selama dilakukan servis. Perhatikan selalu manual dalam prosedur servis yang tepat. Di samping demikian dapat juga digunakan prosedur standar penyetelan sabuk timing sebagai berikut :
Prosedur Standard Penyetelan Sabuk Timing
1.      Lepas penutup sabuk timing dan komponen-komponen lain yang berhubungan.
2.      Periksa kondisi sabuk timing dan roda gigi penggerak sabuk apakah sudah aus. Ganti jika perlu.
3.      Kendurkan baut puli pengencang sabuk timing sehingga pegas pengencang bekerja pada puli.
4.      Putar mesin dengan hati-hati pada baut puli poros engkol sesuai arah normal putaran mesin. Hal ini akan mengakibatkan sabuk pada sisi penggerak menjadi kencang sedangkan sisi lain akan mengendur hingga sesuai dengan keperluan.
5.      Saat puli pengencang berpegas menekan sabuk yang kendur kencangkan baut puli pengencang sesuai spesifikasi.
6.      Putar mesin dua sampai tiga kali dan periksa kelurusan dengan memperhatikan tanda timing katup.
7.      Periksa kembali kekencangan sabuk timing berdasarkan manual, yaitu besarnya lengkungan pada sisi penggerak, jika perlu atur kembali.
8.      Pasang kembali penutup sabuk timing dan komponen-komponennya, starter mesin dan periksa apakah ada suara bernada tinggi yang berarti sabuk terlalu kencang.

                                                         B.     SISTEM REM
Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.

Komponen system rem :
1.      pedal rem
2.      booster rem
3.      master silinder
4.      katup P
5.      tuas rem parker
6.      rem piringan
7.      kabel rem parkir
8.      tromol rem
1.   Dasar Kerja Pengereman
Rem bekerja dengan dasar pemanfaatan gaya gesek
Tanaga gerak putaran roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar.Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekansepatu rem yang tidak berputarterhadap tromol (brake drum) yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan
Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenagagesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
            Macan-Macam Rem
            Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan segai berikut :
            1. Rem kaki
Rem kaki digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi :
a. Rem hidrolik
b. Rem pneumatik
            2. Rem parkir
Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
            3. Rem pembantu
digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk dan kendaraan berat.
2.   Rem Hidrolik
Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan. Mekanisme kerja dan bagian-bagian dari rem ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Prinsip rem hidroulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.
Rem hidrulik lebih respond an lebih cepat dibandingkan dengan tipe lainnya, dan juga terkontruksi lebih sederhana.
      Rem hidrulik juga mempunyai kontruksi yang khusus dan handal.
3.   Master Silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan).
Cara kerja Master Silinder
Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekanan pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan ke depan. Pada waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port akan tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet untuk membuka Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur ke belakang pada posisinya semula (sedikit di dekat inlet port) karena adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan mungkinkan minyak rem yang ada "di sekeliling piston cup dapat mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke sillnder, hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem. Sementara itu tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja membalikan tekanan pada minyak rem yang berada pada pipa-pipa untuk masuk kembali ke master silinder.
4.   Boster Rem
Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).
Boster rem ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi adajuga yang dipasang terpisah.
memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk menambah tekanan hidrolik.
Cara kerja boster rem
Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston mengaklbatkan torak terdorong ke dapan
Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan dengan torak pada master silinder. Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan ber hubungan lagi dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak piston ke posisi semula.
.        5. Katup pengimbang
Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di belakang. Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup pengimbang (katup proporsional).
model katup pengimbang penempatan alat ini dalam sistem rem. Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih kecil daripada daya pengereman roda depan.
       6. Model Rem Tromol
Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan dari sepatu     rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama roda.
Karena self-energizing action ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga mengembangnya sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relative kecil.
             Komponen Rem Tromol
Bagian bagian utama dari rem tromol ini ditunjukkan yaitu backing plate, silinder roda, sepatu rem dan kanvas, tromol, dan mekanisme penyetelan sepatu rem
a.       Backing plate
Backing plate dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plat.
b.      Silinder roda
Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silinder. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem (tergantung dari modelnya).
 Ada dua macam silinder roda, yaitu:
1.      Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua arah
2.      Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu arah
c.       Sepatu rem dan kanvas
Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil). Pada permukaan yang bergesekdengan tromol.
Kanvas ini haus dapat menahan panas, aus dan harus mempunyai koofisien gesek yang tinggi. Koofisien tersebut sedaat mungkin tidak mudah di pengaruhi oleh keadaan turun naiknya tempratur dari campuran fiber metallic dengan brass, leat, dan sebagainya, diproses dengan ketinggian poros tertentu.
d.      Tromol rem
Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.

Memperlihatkan salah satu tipe tromolrem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan tanda panah.
Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak, sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan (bergesekan) dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut leading shoe.
Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem, disebut sebaga trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama.

            7. Model Rem Cakram
Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang dapat yang terbuat dari besi tuang (disc rotor) yang berputar bersama-sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik.

Komponen – komponen utama pada rem cakram
                       a. Piringan
                       b. Caliper
                       c. Pad rem
.                              Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema pada
.                    a. Persinggingan Rem dan Kanvas Rem (Linning)
Gesekan antara tromol dan kanvas rem (brake lining) akan di pengaruhi oleh temperature kanvas itu sendiri. Biasanya,gesekan akan berkurang dan pengereman pun menurun ketika tromol dan kanvas telah terjadi panas.
Daya pengereman juga dipengaruhi oleh persinggungan antara tromol dan kanvas,walau pun daerah persinggungnya mungkin sama. Hal ini disebabkan self energizing action yang berbeda,tergantung pada posisi persinggungannya.
.                   b. Celah Sepatu Rem
Celah antara tromol dan kanvas yang besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman,Jika celah antara tromol dan kanvas rapat menyebabkan kemacatan pada kanvas dan tromol. Apabila celah sepatu rem pada keempat rodanya tidak sama pada semua roda-rodanya, maka kendaraan akan tertarik ke salah satu arah atau roda belakang akan seperti ekor ikan (yang mengibaskan ke kanan dan ke kiri)
Untuk mencegah kejadian ini, penting sekali untuk menyetel secar rapat celah antara tromol dan kanvas sesuai spesifikasi yang dianjurkan dan melakukan perawatan setiap saat.
Pada beberapa system rem, penyetelannya bekerja secara otomatis. Sedangkan untuk tipe lainnya celahnya harus dilakukan penyetelan secara berkala.

C. PROSEDUR PENGERJAAN TUNE UP REM
1.   Pemeriksaan awal
a.       Periksa gerak babas pedal rem
b.      Periksa apakah sil primer silinder master ada yang bocor
c.       Periksa batas permukaan cairan rem pada reservoir silinder master
2.   Pemeriksaan kebocoran pada silinder master
a.       Periksa kebocoran pada pipa  sambungan rem dan reservoir
b.      Periksa kebocoran pada sil sekunder
c.       Jika mobil dilengkapi dengan booster, ujung silinder tidak dapat diperiksa tanpa melepas silinder
3.   Pemeriksaan saluran dan selang rem
a.       Periksa pipa-pipa rem
b.      Periksa selang-selang rem
4.   Control fungsi penguat tenaga rem (booster)
a.       Tekan pedal rem beberapa kali pada saat motor mati
b.      Hidupkan motor pada saat rem ditekan
c.       Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan
5.   Pembuangan  Udara pada System Hidraulis (Bledding)
Sekrup pembuangan mempunyai lubang (nepel) kemudian sekrup di kendorkan, lubang tersebut berhubungan dengan silinder rem, maka cairan rem dan udara mengalir ke luar jika pedal rem ditekan.
Cara pembuangan udara atau penggantian cairan rem
a.       Isi reservoir cairan rem
b.      Mulai dari aksel belakang
c.       Minta tolong seseorang untuk memompa pedal rem

.               6.   Kerusakan pada sistem rem
      a. Rem tidak bekerja dengan baik
      b. Saat pengereman tidak merata
      c. Rem berbunyi
      d. Rem menggesek dan kerusakan pada rem perking
           7. Sebab utama kerusakan pada rem
      a. Kekurangan minyak rem
      b. Terdapat kebocoran pada pipa-pipa atau sambungan sambungannya
      c. Terdapat kebocoran minyak rem dari sebelah dalam dari roda
      d. Kebocoran-kebocoran pada silinder utama (master silinder)
      e. Terdapat gelembung-gelembung udara di dalam saluran minyak rem
      f. Jarak bebas antara bidang rem dan selubung rem terlalu besar
           8. Pemeriksan keruakan dan perbaikan
a.       Apakah jumlah minyak rem cukup terlalu banyak
Jumlah minyak rem dapat dilihat dengan membuka katup reservoir dari silinder utama permukaan minyak rem didalam reservoir haruslah berada diantara garis-garis batas yang ada di dinding reservoir, periksa sekaligus keadaan minyak rem barang kali sudah kotor, untuk itu celupkanlah jari ke dalam minyak rem.
b.      Apakan terliat ada kebocoran pada pipa dan sambungan-sambungannya
Kebocoran-kebocoran diatas dapat disebabkan karena ada lubang-lubang pada pipa,sambungan-sambungannya yang kendor dan sebagainya.
Bagian-bagian yang utama fleksibel (karet) dengan pipa-pipa rem dan aluran masuk ke bagian roda sedangkan sambungan-sambungan pipa dan alat pembuang udara pada rem jenis piringan datar.
c.       Apakah terliat kebocoran dari Tutup Silinder Rem pada Roda
Periksalah bagian roda sebelah dalam oleh oleh karena silinder rem pada roda terletak di dalam selubung rem dari roda, maka adanya kebocoran dari silinder rem pada roda tidak dapat terliat dari luar, meskipun demikian hapuslah bagian yang basah kalau ada dengan jari dan ciumlah baunya. Apabila kebocorannya besar minyak rem dapat menetes ke tanah bau minyak rem sangat khaskarena itu mudah dibedakan dari yang lain.
3.      Apakah ada Kebocoran dari Silinder Utama
Apabila membuka tutup cap mesin, maka akan terliat silinder utama dari sistem rem periksa tempat-tempat sambungan pipa dengan silinder utama terhadap kemungkinan terjadi kebocoran. Dan kebocoran juga dapat diperiksa dari sebelah dalam (tempat duduk pengemudi).
Karet penutup silinder utama yang biasanya dapat dilihat dari termpat duduk pengemudi.
BAB III
PENUTUP
A.     Simpulan
Dan berbagai uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan tentang proses pelaksanaan Praktek Kerja Industri sebagai berikut
1.      Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan upaya aplikasi konsep-konsep teori-teori pendidikan yang dipelajari di bangku sekolah kemudian dipraktekkan ke dunia kerja.
2.      Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan suatu upaya untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa yang berhubungan erat dengan program Sekolah Kejuruan pada umumnya.
3.      Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) memberikan pengalaman tentang pola perbaikan dalam melaksanakan pekerjaan dengan seprofesional mungkin terhadap suatu masalah yang ada di bengkel.
4.      Apa yang telah dilaksanakan oleh penulis, merupakan upaya yang maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
B.     Saran – Saran
Berkaitan dengan pelaksanaan Praktek Kerja industri (PRAKERIN) yang sudah dilaksanakan oleh siswa, maka penulis mengemukakan beberapa saran untuk SMK N 3 Kudus.


Sebelum pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PAKERIN) hendaknya dilakukan proses pembekalan yang mantap terkait dengan pengetahuan dan ketrampilan yang berhubungan erat dengan program sekolah kejuruan dan dilaksanakan ke tempat praktek langsung oleh siswa. Disamping itu, SMK N 3 Kudus hendaknya mempunyai manajemen negoisasi yang mantap dengan pihak perusahaan yang dijadikan tempat praktek, sehingga siswa secara pasti dapat mengetahui apa saja yang seharusnya dilakukan ketika sudah terjun di tempat yang dijadikan tempat untuk pelatihan praktek kerja industri (PRAKERIN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar