LAPORAN
Praktek
Kerja Industri
Bengkel Lima Saudara Motor
TSM (Teknik Sepeda Motor)
Disusun
Guna Melengkapi Tugas Akhir
Dan
Untuk Menempuh Syarat Ujian Akhir (UA)
Tahun
2012/2013
Disusun Oleh :
Nama : Sigit Dwi Jatmiko
NIS : 1693
Kelas : XII TSM1
SMK BLK
Jl.Ki.Sentot Alibasya
B.Lampung 59372,Telp.(0291)3310472
PERSETUJUAN
Laporan
ini telah disetujui oleh pembimbing dan pimpinan bengkel LIMA SAUDARA MOTOR Disetujukan dan disyahkan pada:
Tanggal : …………………2013
Hari : …………………
Kepala
SMK BLK
Drs.
H. Moch Soleh, MM
NIP.
19600912 198603 1 006
Pembimbing
Sekolah Pembimbing
Sekolah
Emy
Zulia, S.Pd
Kasus
Buwono
NIP.
19740704 200801 2 009 NIP.
19710524 199703001 004
Mengetahui,
Pembimbing
Bengkel
Bp. AKHMAD
PENGESAHAN
Laporan ini disetujui dan disyahkan
oleh tim penguji SMK BLK. Guna melengkapi tugas akhir dan menempuh syarat
dalam ujian akhir (UA) tahun pelajaran 2012/2013.
Diuji di :
Pada Tanggal : …………………..2013
Hari : …………………...
Ketua
Jurusan
Pembimbing Bengkel
Nanang
Nurtjahjono,
S.Pd Bp. AKHMAD
NIP.
19710627 200701 1 006
Mengetahui:
Kepala Sekolah SMK BLK
Drs.H.Moch.Soleh, MM
NIP.19600912 198603 1 006
MOTTO
ü Hari
ini harus lebih baik dari hari kemarin
ü Jangan
katakan tidak bisa sebelum di coba
ü Allah
akan meninggikan derajatnya bagi orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan
ü Raih
ilmu bersama buku, untuk masa depan yang lebih baik
ü Jangan menyerah sebelum kalah
PERSEMBAHAN
Laporan
ini penulis persembahkan kepada:
1.
Terima kasih kepada Allah yang sudah
memberi kelancaran
untuk melakukan kegiatan prakerin
2.
Kedua orang tua yang sudah membiayai
saya sampai menjadi seperti ini
3.
Bapak Drs.H.Moch.Soleh, MM, selaku
kepala sekolah SMK BLK
4.
Bp. Nanang Nurtjahjono, S.Pd, selaku ketua jurusan
5.
Bu
Emy Zulia, S.Pd, selaku
pembimbing prakerin
6.
Bpk.
Kasus Buwono, selaku pembimbing
prakerin
7.
Bp.Suhendri, S.Pd, Selaku wali kelas XII TSM1
8.
Teman-teman serta adik kelas
9.
Bp. Akhmad, Selaku pimpinan bengkel JEMBER
JAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang talah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) dengan lancar tanpa suatu hambatan apapun.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan
laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Ujian Akhir (UA)
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Kudus tahun pelajaran 2012/2013. Disini penulis menyadari bahwa
laporan ini masih banyak sekali kekurangan. Kekurangan baik mengenai nilai maupun isinya yang mungkin jauh dari
sempurna.Suatu pepatah mengatakan “Tiada Gading Yang Tak Retak”.
Namun demikian,penulis yakin dan penulis menyadari segala
kekurangan itu seolah-olah mengharuskan penulis untuk mengembangkan dan
mengamalkan baik bagi masyarakat maupun pada diri penulis dalam penyusunan
laporan ini.
Penulis
telah menerima uluran tangan bimbingan do’a maupun bantuan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs.H.Moch.Soleh, MM, selaku
kepala sekolah SMK BLK
2.
Bp. Nanang Nurtjahjono, selaku ketua jurusan.
3.
Bu
Emy Zulia, S.Pd, selaku
pembimbing prakerin.
4.
Bpk.
Kasus Buwono , selaku pembimbing
prakerin
5.
Bp. Suhendri, S.Pd, Selaku wali kelas
XII TSM1
6.
Bapak dan Ibu guru yang memberikan
semangat dan dorongan untuk maju ke depan.
7.
Semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan kegiatan ini.
Semoga amal dan budi
luhurnya mendapat balasan yang semestinya dari allah SWT. Demi kesempurnaan kegiatan laporan
ini.Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun atau
kontrusif.
Semoga Allah SWT
memberikan penulis ke jalan yang benar dengan harapan mudah-mudahan dapat mengabdi agama,nusa dan bangsa. Meningkatkan
pembangunan yang stabil dan merata dan menciptakan SMK BLK sebagai media
sekolah yang efektif dan efisien.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
i
PERSETUJUAN....................................................................................................
ii
PENGESAHAN.....................................................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................
iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................
v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.................................................................................... 1
B.
Tujuan Praktek Kerja Industri.............................................................. 1
C.
Manfaat Praktek Kerja Industri............................................................ 2
BAB II KEGIATAN PRAKTEK
A. Engine Tune-Up.................................................................................. 3
1.
Landasan Teori.............................................................................. 3
2.
Engine tune up............................................................................ 3
a. gejala kerusakan yang ada pada mobil.................................. 3
b. prosedur perbaikan.............................................................. 4
c. sistem pelumasan................................................................. 5
d. sistem pendingin................................................................... 6
e. sistem bahan bakar.............................................................. 9
f. pemeriksaan atau penyetelan saklar indikator......................... 12
g. pemeriksaan kecepatan mesin.............................................. 13
h. pemeriksaan saringan udara.................................................. 14
i. penyetelan kekencangan sabuk timing.................................... 16
B. Sistem Rem .....................................................................................
19
1.
Dasar Kerja Pengereman .............................................................. 19
2.
Rem Hidrolik................................................................................. 20
3.
Master Silinder.............................................................................. 21
4.
Boster Rem .................................................................................. 22
5.
Katub pengimbang......................................................................... 23
6.
Model Rem Tromol ...................................................................... 24
7.
Model Rem Cakram ..................................................................... 27
C. PROSEDUR PENGERJAAN TUNE UP REM .............................. 29
1. Pemeriksaan
awal............................................................................ 29
2. Pemeriksaan
kebocoran pada master silinder.................................... 29
3. Pemeriksaan saluran dan selang rem................................................. .. 29
4. Control fungsi penguat tenaga rem
(booster)..................................... .. 29
5. Pembuangan Udara pada System Hidraulis (Bledding)..................... .. 29
6. Kerusakan pada sistem rem.............................................................. .. 30
7. Sebab utama kerusakan pada rem.................................................... .. 30
8. Pemeriksan keruakan dan perbaikan................................................... 31
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan ........................................................................................ 32
B.
Saran ................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 33
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, seiring dengan perkembangan dan kemajuan di bidang industri
terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah
dan menambah kenyamanan manusia dalam mencukupi kebutuhannya salah satunya
otomotif, dimsns dslsm penggunaanya sangat diperlukan pengetahuan tentang mesin
tersebut dengan baik agar selama pengoprasian mesinnya dapat berjalan
se-efektif dan dan se-efesien mungkin.
Untuk dapat mengoptimalkan dalam artian
se-efektif dan se-efesien mungkin, maka di perlukan analisa. Analisa di sini
meliputi: bagian-bagian mesin secara menyeluruh tenteng kondisi,fungsi, dan
kualitas dari bagian-bagian mesin tersebut. Dari analisa bagian-bagian mesin
terutama sistem pembakaran masih relevan atau tidak sesuai dengan yang
diinginkan.
Dengan adanya praktek kerja Industri di
bengkel JEMBER JAYA , penulis dapat mengetahui, menganalisa, kinerja dari mesin.
B.
Tujuan Praktek Kerja
Industri
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
bertujuan :
1.
Untuk mengetahui prinsip kerja
dari motor diesel dan bensin
2.
Untuk menerapkan dan
mempraktekkan mata pelajaran sekolah ke suatu dunia kerja.
3.
Untuk menambah skill bagi siswa
dengan praktek langsung ke dunia kerja.
4.
Untuk membiasakan para siswa
untuk bersikap mandiri dan selalu siap apabila terjun ke dunia kerja.
5.
Meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman yang baru, yang belum ada dimata pelajaran di sekolah.
C.
Manfaat Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN)
Praktek kerja industri (PRAKERIN) merupakan suatu
praktek bagi siswa kelas XII SMK N 3 Kudus sebagai tugas awal yang mempunyai
manfaat antara lain :
1.
Menambah wawasan yang luas
dengan mengetahui hal-hal yang tidak di
temukan dalam pelajran sekolah
2.
Meningkatkan keahlian sisswa
karena terjun langsung melihat dan mempraktekkan langsung di dunia kerja
3.
Melihat langsung kesulitan dan
cara mengatasi dan memperbaiki kerusakan mesin yang belum ada di mata pelajaran
dan hanya diberikan dalam teori saja
4.
Menciptakan siswa yang
profesional dengan skill sehingga nantinya setelah lulus dapat bersaing di
dunia kerja
BAB II
KEGIATAN PRAKTEK
A.
ENGINE TUNE-UP
1.
Landasan teori
Mobil yang dipakai untuk kepentingan sehari-hari semakin lama
kondisi mesin akan mengalami perubahan karena adanya komponen yang aus,kotor
dan sudah tidak layak lagiuntuk dipakai. Hal tersebut disebabkan karena ada
gerakan mekanik (gesekan) dalam mesin, oleh karena itu perlu dilakukan Engine
Tune-Up.
Engine Tune-Up adalah tindakan untuk mengembalikan kondisi mesin ke
kondisi awal agar dapat bekerja normal. Apabila mesin mengalami gangguan yang
tidak bisa diatasihanya dengan Tune-Up, maka akan dilaksanakan over huole.
2. Engine tune
up
a. Gejala kerusakan yang
ada pada mobil
1. Gejala kerusakan
Gejala kerusakan yang dialami mobil isuzu
panther adalah :
a.
Mesin kurang tenaga
b.
Bahan bakar boros
c.
Asap gas buang biru / hitam
2. Diagnosa dan Analisa
a.
Mesin kurang tenaga
Kemungkinan penyebabnya :
1)
Saringan udara tersumbat
2)
Ada air dalam bahan bakar
3)
Saringan bahan bakar tersumbat
/ kotor
4)
Tekanan nozzle terlalu rendah
5)
Delivery valve rusak
6)
Setelan katup tidak tepat
b.
Bahan bakar boros
Kemungkinan penyebabnya
1)
Saluran bahan bakar bocor
2)
Saringan udara tersumbat /
kotor
3)
Setelan putaran stasionerkurang
tepat
4)
Tekanan nozzle terlalu rendah
5)
Delivery valve rusak
6)
Kopling selip
c.
Asap gas buang biru / hitam
Kemungkuna penyebabnya :
1)
Saringan udara tersumbat /
kotor
2)
Takanan nozzle terlalu tinggi
3)
Delivery valve rusak
4)
Volume pengabutan terlalu
banyak
b. Prosedur perbaikan
1. Persiapan
a.
Alat :
1.
SST Water Sedimenter 7.)
Kunci ring 22 - 24
2.
SST Filter Solar 8.) Rachet
3.
Alat penguji nozzle 9.) Sambungan pendek dan
4.
Feeler geuge sedang
5.
Kunci sock 10, 12 dan 14 10.)
obeng (-)
6.
Kunci kombinasi 10 dan 12
b.
Bahan :
1.
Air pendingin
2.
Kain lap
3.
Air accu
4.
Minyak peluman
2. Pelaksanaan
Adanya
kebutuhan terhadap sistem bahan bakar yang bersih dan kedap udara pada mesin
diesel mengakibatkan perlunya perbaikan dan
perawatan yang teratur pada sejumlah komponen sistem dan
perlengkapannnya. Titik-titik perbaikan umum
kendaraan ringan yang bermesin diesel dibagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu perbaikan komponen-komponen penyaringan, pemeriksaan atau
penyesuaian/penyetelan kerja komponen-komponen, serta pemeriksaan kondisi kelayakan
kerja komponen-komponen.
Titik-titik
servis umum pada kendaraan diesel ringan adalah sebagai berikut :
1.
Filter udara primer dan sekunder 6.
Kebocoran bahan bakar/udara
2.
Filter bahan bakar
7. Penyetelan sabuk timing
3.
Sedimenter bahan bakar 8.
Kondisi saluran bahan bakar
4.
Kecepatan idle mesin
9. Kerja indikator sedimenter
5. Kecepatan
maksimum mesin 10.
Kekencangan baut-baut komponen
c. Sistem pelumasan
Sistem Pelumasan.
Sistem pelumas mesin
terdiri dari bahan-bahan logam (metal parts) yang bergerak, beberapa
diantaranya ada yang berhuungn secara tetap satu dengan yang lainnya. Termaksud
poros engkol, batang torak dan bagian
mekanisme katup. Saat mesin berputar, gesekan yang terjadi antara bagian-bagian
mesin akan menyebabkan hilangnya tenaga pada bagian-bagian mesin tersebut
menjadi aus, oli pelumas melumasi semua komponen itu, agar tidak cepat aus.
Mesin mobil yang
normal, artinya terawat dengan baik dan tekanan kompresinya masih tinggi
mengganti oli mesin setiap 5.000Km. Bagi mesin yang sudah tua, dimana sisa-sisa
pembakaran dapat masuk ke karter, penggantian oli mesin dipercepat. Periksa lah oli tersebut, kemungkinan telah kotor
dan terasa berpasir.
Dapat juga
terjadi, oli mesin berubah warnanya. Hitam, karena mesin yang kotor atau pembakaran yang
tidak normal. Warna Coklat susu, biasanya menandakan bahwa oli mesin telah
bercampur dengan air. Kondisi ini sangat berbahaya, dan sebaiknya diperiksa
lebih teliti.
Mengganti
saringan oli (filter) membutuhkan peralatan khusus. Bagi yang ingin mengganti
sendiri, sedangkan tidak memiliki alat khusus, dapat menggunakan rantai bekas
sepeda. Dua hal perlu diperhatikan, waktu mengganti saringan oli. Pertama,
tidak meng gunakan saringan imitasi, karena dikuatirkan bagian dalam dari
saringan terdapat sisa-sisa benda yang dapat merusakkan bearing crank shaft
atau menggunakan kertas mutu rendah.
Kedua, sebelum
memasang saringan baru pada blok mesin, pastikan bahwa semua bagian ada dalam
keadaan yang bersih. Koto ran yang ada pada permukaan saringan maupun blok
mesin, bisa mencapai bearing kruk as. Pada bagian atas dari saringan oli ada plastik
pengaman. Bagian ini baru dibuka begitu saringanhendak dipasang pada tempatnya.
Mengencangkan
saringan tidak perlu menggunakan kunci, cukup dengan tangan saja dan setelah
mesin dihidupkan, perhatikan bahwa tidak ada kebocoran oli di sekitar saringan
oli.
Pada Honda Jazz,
setiap penggantikan oli tanpa ganti filter, diperlukan oli 3 liter. Apabila
mengganti saringan dibutuhkan oli 3,5 liter, dengan API Servis SE.
Catatan : API
Service oli yang beredar ada, SA, SB, SC, SD, SE, SF.
Bila mobil setiap 1.000
kilometer harus menambah oli 1 liter, ini menandakan ada yang tidak beres pada
mesin. Apakah ring piston sudah aus atau seal klep rusak. Dengan menggunakan
alat test kompresi dapat memberi indikasi, apakah ring rusak.
Kalau kompresi
baik maka penyebab lainya adalah seal klep.
d. Sistem pendingin
1. Sistem pendingin
Sistem Pendingin
Sirkulasi aliran sistem pendingin pada
water sedimenter
Energi panas yang dihasilkan tidak semuanya dapat diubah menjadi
tenaga penggerak, dan hanya kira-kira 25% energi yang dapat dimanfaatkan secara
efektif. Panas yang diserap oleh mesin itu harus dibuang keluar (keudara bebas)
agar mesin tidak menjadi terlalu panas (over heating) dan data mempercepat
proses keausan.
Sirkulasi pada saat mesin
1. dingin = water jaket -
saluran bypass - water pump - water jaket
2. panas = water jaket – radiator – pompa radiator – thermostat
– water jaket
2. Pemeriksaan dan
Pengujian Sistem Pendingin
Pemeriksaan dan
pengujian dalam sistem pendingin adalah pemeriksaan kebocoran pada sistem
pendingin. Untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang
disebut “Radiator Cap Tester“. Alat tersebut disamping dipakai untuk memeriksa
kebocoran pada sistem pendingin juga dapat digunakan untuk menentukan kondisi
tutup radiator.
a. Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
:
1. Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup
radiator pada radiator cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah
terjadinya bahaya panas, tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam
keadaan mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur
keluar.
2. Memeriksa tutup radiator
dengan alat uji tutup radiator Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan
katup vakum.
Pemeriksaan tutup radiator
Keterangan standar-standar
pengukuran tutup radiator
1. Tekanan pembukaan standar :
0,75–1,05 kg/cm2
2. Tekanan pembukaan minimum :
0,6 kg/cm2 (8,5 psi)
Untuk pemeriksaan tutup
raditor sebaiknya menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan pembukaan.
Apabila tekanan pembukaan kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu
diganti.
b. Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1) Isilah radiator
dengan media pendingin, kemudian pasanglah
radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator seperti
pada gambar 12.
Pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin
2)
Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan
tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin
atau pada komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran
pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan
kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.
e. Sistem bahan bakar
Sistem Bahan
Bakar
Pada
pengecekan kondisi komponen dilakukan pemeriksaan pada komponen-komponen sistem
bahan bakar apakah masih layak dipakai. Pada servis ini kondisi fisik
komponen-komponen diperiksa secara visual apakah terdapat keausan, kerusakan
atau kebocoran padanya. Komponen-komponen utama sistem bahan bakar yang
memerlukan pemeriksaan kondisinya adalah pipa-pipa dan saluran-saluran
pembagian suplai, rangkaian pipa bertekanan tinggi beserta penyambungnya
(fitting), dan saluran-saluran dan pipa-pipa rangkaian aliran pelimpah. Pada
pipa-pipa dan saluran-saluran dilakukan pemeriksaan terhadap adanya kerusakan
fisik seperti retak akibat sudah terlalu tua atau aus, pemeriksaan apakah ada
sambungan yang longgar atau kurang aman serta pemeriksaan adanya pipa yang
terpuntir, tertekan atau bengkok.
Selain
itu dalam pengecekan servis juga dilakukan pemeriksaan adanya kebocoran bahan
bakar atau kebocoran udara dalam sistem bahan bakar. Kebocoran udara atau bahan
bakar menunjukkan adanya komponen yang rusak, aus atau pemasangan yang kurang
tepat. Kebocoran bahan bakar harus segera diperbaiki karena dapat mengakibatkan
timbulnya bahaya kebakaran pada kendaraan. Kebocoran udara pada sistem bahan
bakar akibat sambungan pipa yang kurang erat atau retak akan menurunkan
performa mesin serta menimbulkan kemungkinan terjadinya kerusakan sistem bahan
bakar akibat bahan pengkontaminasi yang tidak tersaring yang memasuki sistem
bahan bakar. Pemeriksaan terhadap adanya kebocoran komponen harus dilaksanakan
pada interval servis berkala saat mengganti pelumas mesin karena hal tersebut
hanya memerlukan pemeriksaan visual pada semua komponen, termasuk tangki bahan
bakar, garis bahan bakar, rumah filter/sedimenter, pompa bahan bakar injeksi,
pompa pengangkat maupun injektor-injektor.
1.
Pompa Injeksi Tipe Distributor
Pompa
injeksi distributor VE Pompa injeksi distributor tipe VE dirancang dengan
plunyer tunggal untuk mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dengan
tepat dan mendistribusikan bahan bakar ke setiap silinder mesin
Gambar
1.6 Pompa
Injeksi Tipe Distributor
Titik-titik
pemeriksaan servis pada sistem bahan bakar diesel kendaraan ringan. Bahan bakar dibersihkan
oleh filter
dan water
sedimenter dan ditekan oleh feed pump tipe vane yang mempunyai 4 vane. Pump plunger
bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena bergeraknya drive shaft, cam plate, plunger spring dan
lain-lain.
Getakan
plunger menyebabkan nauknya tekanan bahan bakar dan menekan bahan bakar melalui
delivery valve ke injection nozzle. Mechanical governor berfungsi untuk
mengatur banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan oleh nozzle dengan
menggerakkan spill
bakar yang ring sehingga mengubah saat akhir langkah
efektif plunger. Pressure timer berfungsi untuk memajukan saat penginjeksian
bahan bakar dengan cara mengubah posisi tappet roller Fuel cut-off solenoid untuk menutup saluran bahan bakar dalam
pompa.
2. Pompa Injeksi Tipe in-Line
Baik
kebocoran bahan bakar maupun kebocoran udara bisa terjadi pada titik-titik ini
karena daerah tersebut merupakan rangkaian pembagi bertekanan rendah yang dapat
membuat tersedotnya udara lewat sambungan-sambungan yang buruk oleh pompa
pengangkat. Rangkaian bertekanan tinggi yang tidak ditunjukkan oleh gambar hanya akan mengalami kebocoran bahan
bakar melalui sambungan-sambungan yang buruk karena tekanan sistem menghalangi
udara memasuki rangkaian.
Gambar 1.7 Pompa Injeksi Tipe in-Line
Titik-titik tempat kemungkinan terjadinya kebocoran
udara dan kebocoran bahan bakar pada sistem bahan bakar diesel
Feed pump
menghisap
bahan bakar dari tangki dan menekan bahan bakar yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi
tipe in-line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan jumlah
silinder pada mesin. Cam menggerakkan plunger sesuai
dengan firing
order mesin. Gerak lurus bolak-balik dari plunger ini menekan bahan bakar dan
mengalirkannya ke injection nozzle
melalui delivery valve.
Delivery valve berfungsi
untuk menjaga tekanan pada pipa injeksi dan menghentikan injeksi dengan cepat.
Plunger dilumasi
oleh bahan bakar dan camshaft
oleh oli mesin. Gavernor
mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection nozzle dengan menggeser control rack.
Gavernor
terdiri
atas dua tipe yaitu: mechanical
gavernor dan combined
gavernor (mechanical and pneumatic gavernor). Timing injeksi bahan bakar
diatur oleh Automatic centrifugal timer.
Timer mengatur
putaran camshaft
f.
Pemeriksaan atau Penyetelan saklar indikator
Pemeriksaan
periodik berbagai komponen sistem bahan bakar dilakukan untuk pemeriksaan
penyetelan saklar indikator. Kerja berbagai macam
komponen yang melaksanakan tugas-tugas penting dalam sistem harus disetel
sesuai dengan spesifikasi pabrik agar kerja serta performa mesin menjadi
efisien.
Pemeriksaan
setelan termasuk di antaranya adalah pemeriksaan kontrol kecepatan mesin pada
katup trotel idle atau maksimum serta sabuk timing. Pemeriksaan setelan sabuk
timing perlu dilakukan karena sabuk timing yang kurang kencang akan sangat
mempengaruhi waktu penginjeksian pompa injeksi bahan bakar. Hal ini disebabkan
oleh pengendalian sabuk yang terlalu banyak berubah sehingga menyebabkan
pengendalian pada pompa menjadi berubah-ubah, oleh karena itu maka mempengaruhi
performa mesin.
Pada
pengecekan kerja komponen dilakukan pemeriksaan komponen-komponen minor pada
system bahan bakar diesel apakah bekerja dengan baik. Komponen-komponen minor
juga melakukan tugas-tugas yang penting dalam sistem serta memerlukan
pemeriksaan perawatan periodik untuk manjamin agar tetap bekerja dengan baik.
Pada pemeriksaan kerja termasuk di antaranya adalah dilakukan pemeriksaan
apakah saklar indikator level air pada sedimenter bahan bakar atau filter bahan
bakar bekerja dengan baik.
Kerja
komponen-komponen tersebut merupakan hal yang penting dalam sistem peringatan
kontaminasi sistem bahan bakar.
Pemeriksaan setelan komponen maupun pemeriksaan kerja komponen
disarankan oleh pabrik untuk dilakukan secara teratur dalam interval servis
tertentu sehingga tidak harus dilakukan saat penggantian pelumas.
pengetesan sakrlar indikator
Pengetesan kerja saklar peringatan level air saat
dilakukan servis, lampu peringatan pada system bahan bakar (diesel)
Ada dua metode untuk pengujian:
a. Jika berkedip, itu memperingatkan jumlah airyang
terkumpul dalam saringan bahan bakar tetapi pada tingkatan yang ditentukan, dan
kuras air secepatnya.
b. jika lampu menyala, itu menandakan adanya problem
dengan system bahan bakar.
Bila anda mengetahui hal itu, sebaiknya kendaran
jangan di jalankan, terutama dengan air terkumpul akan merusak popa bahan bakar
g.
Pemeriksaan Kecepatan Mesin
Gambar 1.9 Sekrup pengatur kecepatan bahan bakar
diesel.
Pemeriksaan
dan penyetelan pengaturan kecepatan mesin diesel merupakan pekerjaan sederhana
dan harus dilaksanakan secara teratur karena kontrol kecepatan dapat berubah
selama usia pemakaian mesin. Ada dua hal yang harus diperiksa pada kontrol
kecepatan mesin yaitu pemeriksaan kecepatan idle dan pemeriksaan kecepatan
maksimum atau katup trotel penuh.
Prosedur
pemeriksaan kecepatan idle dan maksimum adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan
kecepatan idle
1. Pasang
tachometer mesin diesel yang akurat untuk mencatat kecepatan mesin (RPM).
2. Starter
dan jalankan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya, yaitu saluran bawah
radiator menjadi hangat.
3. Biarkan
mesin menyala pada kecepatan idle. Catatan
: yakinkan bahwa trotel tangan yang ada pada beberapa jenis kendaraan dalam
keadaan ke belakang.
4. Catat
kecepatan idle mesin pada tachometer. Setel sesuai spesifikasi dengan menggunakan
sekrup penyetelan idle pada tuas pengontrol pompa injeksi.
Pemeriksaan Kecepatan Maksimum
1.
Pasang tachometer mesin diesel yang
akurat untuk mencatat kecepatan mesin (RPM).
2.
Starter dan jalankan mesin hingga
mencapai temperatur kerjanya, periksa dan atur kecepatan idle sesuai
spesifikasi.
3.
Buka katup pada posisi maksimum (tuas
kontrol katup pada sekrup stop) dan catat kecepatan maksimum mesin pada
tachometer.
4.
Atur kecepatan maksimum sesuai
spesifikasi dengan menggunakan sekrup stop katup penuh tuas kontrol.
h.
Pemeriksaan saringan Udara
Sebagaimana
yang disebutkan pada buku May & Crouse, walaupun bukan merupakan sistem
bahan bakar, servis pembersih udara penting bagi kerja yang efisien serta bagi
performa mesin dan sistem bahan bakar. Pembersih udara yang tersumbat atau
terhalang akan menimbulkan aliran udara yang terhambat yang diperlukan oleh
mesin sesuai dengan besarnya bukaan katup (terutama bukaan katup yang besar
atau kecepatan tinggi). Hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya campuran
udara dan bahan bakar yang kaya pada ruang pembakaran, karena sitem bahan bakar
diesel tidak bisa mengkompensasi kekurangan udara. Berbeda dengan sistem bahan
bakar bensin yang bisa melakukan hal tersebut,. sistem bahan bakar diesel
memberikan sejumlah bahan bakar terukur sesuai dengan posisi katup dan
governor. Oleh karena itu pembersih udara yang tersumbat akan menimbulkan
campuran yang terlalu kaya yang mengakibatkan asap pembuangan yang hitam yang
terjadi dari bahan bakar yang tidak terbakar, performa mesin yang buruk serta
juga kemungkinan terjadinya kerusakan mesin yang disebabkan endapan karbon dan
bahan pengkontaminasi bahan bakar pada pelumas mesin. Maka diperlukan
pemeriksaan pembersih udara secara teratur sehingga diperoleh kerja mesin yang
efisien karena adanya kerja sistem bahan bakar yang efektif.
Prosedur
servis filter udara pada mesin diesel kendaraan ringan serupa dengan pada
kendaraan berbahan bakar bensin karena pada umunya menggunakana filter jenis
elemen. Pada kendaraan yang bekerja pada kondisi yang ekstrem bisa digunakan
dua filter, filter primer dan sekunder. Perhatikan manual mengenai prosedur
servis dan interval waktu yang disarankan.
Prosedur Perbaikan Standard Filter Elemen Kering
1.
Lepaskan filter udara dari tempatnya.
2.
Semprot filter udara dengan udara
bertekanan rendah berlawanan arah normal aliran udara melalui elemen filter.
catatan : Beberapa tipe filter elemen kering bisa dibersihkan dengan mencucinya
dengan menggunakan cairan pembersih khusus.
3.
Periksa kondisi filter dengan cara
meletakkan lampu di bagian dalam elemen lihat apakah ada tempat-tempat gelap
yang berarti adanya penyumbat filter atau jika pada elemen kertas apakah ada
cahaya yang tembus yang berarti terdapat lubang.
4.
Bersihkan tempat/wadah pembersih udara
dari kotoran, debu atau bahan-bahan lain. Periksa seal wadah dan snorkel
masukan udara apakah ada kerusakan
5.
Pasang kembali elemen filter pada
wadahnya.
Metode
Pembersihan saringan udara dengan cara menyemprotkan udara dari bagian dalam
saringan udara sampai benar-benar bersih dari kotoran.
i.
Penyetelan Kekencangan Sabuk Timing
Seperti
telah disebut di muka, diperlukan penyervisan secara periodik pada mesin diesel
yang menggunakan sabuk timing karet bergigi agar tetap memenuhi spesifikasi
pabrik. Sabuk yang kendor menimbulkan masalah dalam pewaktuan injeksi bahan
bakar. Permasalahan yang timbul adalah nilai pewaktuan berubah dengan besar
karena sabuk mula-mula tersangkut kemudian mengencang, yang disebabkan vale rocker bergerak naik turun pada puncak
bubungan.
Sabuk timing bergerigi dan titik pemeriksaan kelengkungan sabuk standar. |
Walaupun
sabuk timing seharusnya disetel sesuai dengan prosedur pada manual dari pabrik,
kebanyakan desain mesin memiliki puli pengatur kekencangan yang menggunakan
pegas untuk mengatur kekencangan sabuk selama dilakukan servis. Perhatikan
selalu manual dalam prosedur servis yang tepat. Di samping demikian dapat juga
digunakan prosedur standar penyetelan sabuk timing sebagai berikut :
Prosedur Standard Penyetelan Sabuk Timing
1. Lepas
penutup sabuk timing dan komponen-komponen lain yang berhubungan.
2. Periksa
kondisi sabuk timing dan roda gigi penggerak sabuk apakah sudah aus. Ganti jika
perlu.
3. Kendurkan
baut puli pengencang sabuk timing sehingga pegas pengencang bekerja pada puli.
4. Putar
mesin dengan hati-hati pada baut puli poros engkol sesuai arah normal putaran
mesin. Hal ini akan mengakibatkan sabuk pada sisi penggerak menjadi kencang
sedangkan sisi lain akan mengendur hingga sesuai dengan keperluan.
5. Saat
puli pengencang berpegas menekan sabuk yang kendur kencangkan baut puli
pengencang sesuai spesifikasi.
6. Putar
mesin dua sampai tiga kali dan periksa kelurusan dengan memperhatikan tanda
timing katup.
7. Periksa
kembali kekencangan sabuk timing berdasarkan manual, yaitu besarnya lengkungan
pada sisi penggerak, jika perlu atur kembali.
8. Pasang
kembali penutup sabuk timing dan komponen-komponennya, starter mesin dan
periksa apakah ada suara bernada tinggi yang berarti sabuk terlalu kencang.
B.
SISTEM REM
Sistem rem berfungsi untuk mengurangi
kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan
kemungkinan dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.
Komponen system rem :
1.
pedal rem
2.
booster rem
3.
master silinder
4.
katup P
5.
tuas rem parker
6.
rem piringan
7.
kabel rem parkir
8.
tromol rem
1. Dasar Kerja Pengereman
Rem bekerja dengan dasar pemanfaatan
gaya gesek
Tanaga gerak putaran roda diubah
oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke
udara luar.Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekansepatu rem yang
tidak berputarterhadap tromol (brake drum) yang berputar bersama roda sehingga
menghasilkan gesekan
Tenaga gerak kendaraan akan dilawan
oleh tenagagesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
Macan-Macam Rem
Menurut
penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan segai berikut :
1.
Rem kaki
Rem kaki digunakan untuk mengontrol
kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut mekanismenya rem kaki dibedakan
lagi menjadi :
a. Rem hidrolik
b. Rem pneumatik
2.
Rem parkir
Rem parkir digunakan terutama untuk
memarkir kendaraan.
3.
Rem pembantu
digunakan pada kombinasi rem biasa
(kaki) yang digunakan pada truk dan kendaraan berat.
2. Rem Hidrolik
Rem hidrolik paling banyak digunakan
pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan. Mekanisme kerja dan bagian-bagian
dari rem ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Prinsip rem hidroulis menekan
mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem dan mekanisme pengereman akan
menimbulkan daya pengereman.
Rem hidrulik lebih respond an lebih
cepat dibandingkan dengan tipe lainnya, dan juga terkontruksi lebih sederhana.
Rem
hidrulik juga mempunyai kontruksi yang khusus dan handal.
3. Master Silinder
Master silinder berfungsi meneruskan
tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan
sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem
piringan).
Cara kerja Master Silinder
Bila pedal rem ditekan, batang
piston akan mengatasi tekanan pegas pembalik (return piston) dan piston
digerakkan ke depan. Pada waktu piston cup berada di ujung torak, compresating
port akan tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di
dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet untuk membuka
Bila pedal rem dibebaskan, maka
piston akan mundur ke belakang pada posisinya semula (sedikit di dekat inlet
port) karena adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup outlet
tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan mungkinkan minyak rem
yang ada "di sekeliling piston cup dapat mengalir dengan cepat di
sekeliling bagian luar cup masuk ke sillnder, hingga silinder selalu terisi
penuh oleh minyak rem. Sementara itu tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad
rem pada roda bekerja membalikan tekanan pada minyak rem yang berada pada
pipa-pipa untuk masuk kembali ke master silinder.
4. Boster Rem
Boster rem termasuk alat tambahan
pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang
dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).
Boster rem ada yang dipasang menjadi
satu dengan master silinder, tetapi adajuga yang dipasang terpisah.
memperlihatkan salah satu model
boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk menambah tekanan hidrolik.
Cara kerja
boster rem
Bila pedal rem ditekan maka tekanan
silinder hidrolik membuka sebuah katup, sehingga bagian belakang piston
mengarah ke luar Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston
mengaklbatkan torak terdorong ke dapan
Bagian depan piston yang
menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan dengan torak pada master
silinder. Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan ber hubungan lagi
dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum yang sama pada kedua sisi
piston, tegangan pegas pembalik mendesak piston ke posisi semula.
. 5. Katup
pengimbang
Bila mobil mendadak direm maka
sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman
roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di
belakang. Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang
disebut katup pengimbang (katup proporsional).
model katup pengimbang penempatan alat ini dalam sistem
rem. Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder
roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih kecil
daripada daya pengereman roda depan.
6. Model Rem Tromol
Pada rem model tromol, kekuatan
tenaga pengereman diperlukan dari sepatu rem
yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama
roda.
Karena self-energizing action
ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga mengembangnya sepatu, kekuatan
tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relative kecil.
Komponen Rem Tromol
Bagian bagian utama dari rem tromol ini
ditunjukkan yaitu backing plate, silinder roda, sepatu rem dan kanvas, tromol,
dan mekanisme penyetelan sepatu rem
a.
Backing plate
Backing plate dibaut pada rumah
poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing
plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plat.
b.
Silinder roda
Silinder roda yang terdiri atas bodi
dan piston, berfungsi untuk dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan
hidrolik dari master silinder. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem (tergantung
dari modelnya).
Ada dua macam silinder roda, yaitu:
1. Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua arah
2.
Model single piston, yang
bekerja pada sepatu rem hanya satu arah
c.
Sepatu rem dan kanvas
Kanvas terpasang pada sepatu rem
dengan rem dikeling (untuk kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil).
Pada permukaan yang bergesekdengan tromol.
Kanvas ini haus dapat menahan panas,
aus dan harus mempunyai koofisien gesek yang tinggi. Koofisien tersebut sedaat
mungkin tidak mudah di pengaruhi oleh keadaan turun naiknya tempratur dari
campuran fiber metallic dengan brass, leat, dan sebagainya, diproses dengan
ketinggian poros tertentu.
d.
Tromol rem
Tromol rem yang berputar bersama
roda Ietaknya sangat dekat dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak,
keduanya tidak saling bersentuhan.
Memperlihatkan salah satu tipe tromolrem yang disebut tipe
leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini bagian ujung bawah sepatu rem
diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda.
Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti
ditunjukkan tanda panah.
Bila tromol rem berputar ke arah
depan dan pedal rem diinjak, sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan
(bergesekan) dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret
searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut leading shoe.
Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan
(secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem, disebut sebaga
trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan mundur),
leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling shoe menjadi leading
shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur keduanya tetap menekan dengan gaya
pengereman sama.
7. Model
Rem Cakram
Rem cakram (disk brake) pada
dasarnya terdiri atas cakram yang dapat yang terbuat dari besi tuang (disc
rotor) yang berputar bersama-sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat
menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada
kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik.
Komponen
– komponen utama pada rem cakram
a. Piringan
b. Caliper
c. Pad rem
. Prinsip
kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema pada
. a. Persinggingan Rem dan Kanvas Rem
(Linning)
Gesekan antara tromol dan kanvas rem
(brake lining) akan di pengaruhi oleh temperature kanvas itu sendiri.
Biasanya,gesekan akan berkurang dan pengereman pun menurun ketika tromol dan
kanvas telah terjadi panas.
Daya pengereman juga dipengaruhi
oleh persinggungan antara tromol dan kanvas,walau pun daerah persinggungnya
mungkin sama. Hal ini disebabkan self energizing action yang berbeda,tergantung
pada posisi persinggungannya.
.
b. Celah Sepatu Rem
Celah antara tromol dan kanvas yang
besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman,Jika celah antara tromol dan
kanvas rapat menyebabkan kemacatan pada kanvas dan tromol. Apabila celah sepatu
rem pada keempat rodanya tidak sama pada semua roda-rodanya, maka kendaraan
akan tertarik ke salah satu arah atau roda belakang akan seperti ekor ikan
(yang mengibaskan ke kanan dan ke kiri)
Untuk mencegah kejadian ini, penting
sekali untuk menyetel secar rapat celah antara tromol dan kanvas sesuai
spesifikasi yang dianjurkan dan melakukan perawatan setiap saat.
Pada beberapa system rem,
penyetelannya bekerja secara otomatis. Sedangkan untuk tipe lainnya celahnya
harus dilakukan penyetelan secara berkala.
C. PROSEDUR
PENGERJAAN TUNE UP REM
1. Pemeriksaan
awal
a.
Periksa gerak babas pedal rem
b.
Periksa apakah sil primer
silinder master ada yang bocor
c.
Periksa batas permukaan cairan
rem pada reservoir silinder master
2. Pemeriksaan
kebocoran pada silinder master
a.
Periksa kebocoran pada
pipa sambungan rem dan reservoir
b.
Periksa kebocoran pada sil
sekunder
c.
Jika mobil dilengkapi dengan
booster, ujung silinder tidak dapat diperiksa tanpa melepas silinder
3. Pemeriksaan
saluran dan selang rem
a.
Periksa pipa-pipa rem
b.
Periksa selang-selang rem
4. Control
fungsi penguat tenaga rem (booster)
a.
Tekan pedal rem beberapa kali
pada saat motor mati
b.
Hidupkan motor pada saat rem
ditekan
c.
Matikan motor sewaktu pedal rem
ditekan
5. Pembuangan Udara pada System Hidraulis (Bledding)
Sekrup pembuangan mempunyai lubang (nepel)
kemudian sekrup di kendorkan, lubang tersebut berhubungan dengan silinder rem,
maka cairan rem dan udara mengalir ke luar jika pedal rem ditekan.
Cara pembuangan udara atau penggantian cairan rem
a.
Isi reservoir cairan rem
b.
Mulai dari aksel belakang
c.
Minta tolong seseorang untuk
memompa pedal rem
. 6. Kerusakan pada sistem rem
a. Rem tidak bekerja
dengan baik
b. Saat pengereman tidak
merata
c. Rem berbunyi
d. Rem menggesek dan
kerusakan pada rem perking
7. Sebab utama kerusakan pada rem
a.
Kekurangan minyak rem
b.
Terdapat kebocoran pada pipa-pipa atau sambungan sambungannya
c.
Terdapat kebocoran minyak rem dari sebelah dalam dari roda
d.
Kebocoran-kebocoran pada silinder utama (master silinder)
e.
Terdapat gelembung-gelembung udara di dalam saluran minyak rem
f.
Jarak bebas antara bidang rem dan selubung rem terlalu besar
8. Pemeriksan keruakan dan perbaikan
a.
Apakah jumlah minyak rem cukup
terlalu banyak
Jumlah minyak rem dapat
dilihat dengan membuka katup reservoir dari silinder utama permukaan minyak rem
didalam reservoir haruslah berada diantara garis-garis batas yang ada di
dinding reservoir, periksa sekaligus keadaan minyak rem barang kali sudah
kotor, untuk itu celupkanlah jari ke dalam minyak rem.
b.
Apakan terliat ada kebocoran pada
pipa dan sambungan-sambungannya
Kebocoran-kebocoran diatas
dapat disebabkan karena ada lubang-lubang pada pipa,sambungan-sambungannya
yang kendor dan sebagainya.
Bagian-bagian yang utama
fleksibel (karet) dengan pipa-pipa rem dan aluran masuk ke bagian roda
sedangkan sambungan-sambungan pipa dan alat pembuang udara pada rem jenis
piringan datar.
c.
Apakah terliat kebocoran dari
Tutup Silinder Rem pada Roda
Periksalah bagian roda
sebelah dalam oleh oleh karena silinder rem pada roda terletak di dalam
selubung rem dari roda, maka adanya kebocoran dari silinder rem pada roda tidak
dapat terliat dari luar, meskipun demikian hapuslah bagian yang basah kalau ada
dengan jari dan ciumlah baunya. Apabila kebocorannya besar minyak rem dapat
menetes ke tanah bau minyak rem sangat khaskarena itu mudah dibedakan dari yang
lain.
3.
Apakah ada Kebocoran dari
Silinder Utama
Apabila
membuka tutup cap mesin, maka akan terliat silinder utama dari sistem rem
periksa tempat-tempat sambungan pipa dengan silinder utama terhadap kemungkinan
terjadi kebocoran. Dan kebocoran juga dapat diperiksa dari sebelah dalam
(tempat duduk pengemudi).
Karet
penutup silinder utama yang biasanya dapat dilihat dari termpat duduk
pengemudi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Simpulan
Dan berbagai uraian
di atas, penulis dapat menyimpulkan tentang proses pelaksanaan Praktek Kerja
Industri sebagai berikut
1.
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan upaya aplikasi konsep-konsep
teori-teori pendidikan yang dipelajari di bangku sekolah kemudian dipraktekkan
ke dunia kerja.
2. Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) merupakan suatu upaya untuk menambah dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan siswa yang berhubungan erat dengan program Sekolah
Kejuruan pada umumnya.
3. Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) memberikan pengalaman tentang pola perbaikan dalam
melaksanakan pekerjaan dengan seprofesional mungkin terhadap suatu masalah yang
ada di bengkel.
4.
Apa yang telah dilaksanakan oleh penulis, merupakan upaya yang maksimal
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
B. Saran – Saran
Berkaitan dengan
pelaksanaan Praktek Kerja industri (PRAKERIN) yang sudah dilaksanakan oleh
siswa, maka penulis mengemukakan beberapa saran untuk SMK N 3 Kudus.
Sebelum pelaksanaan
Praktek Kerja Industri (PAKERIN) hendaknya dilakukan proses pembekalan yang
mantap terkait dengan pengetahuan dan ketrampilan yang berhubungan erat dengan
program sekolah kejuruan dan dilaksanakan ke tempat praktek langsung oleh
siswa. Disamping itu, SMK N 3 Kudus hendaknya mempunyai manajemen negoisasi
yang mantap dengan pihak perusahaan yang dijadikan tempat praktek, sehingga
siswa secara pasti dapat mengetahui apa saja yang seharusnya dilakukan ketika
sudah terjun di tempat yang dijadikan tempat untuk pelatihan praktek kerja
industri (PRAKERIN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar